15 Mei, 2018

Amanat Pembina Upacara : Yang Menyentuh Hati


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang dengan harapan bisa menyentuh hati kita semua.

Bersekolah itu adalah hak dan kewajiban setiap warga Negara Indonesia. Dulu ada program wajib belajar 6 (enam)  tahun yaitu tingkat SD/MI (Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah). Kemudian menjadi wajib belajar 9 (Sembilan) tahun yaitu tingkat SD/MI dan SMP/MTs (Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Dan sekarang adalah wajib belajar 12 (dua belas)  tahun yakni tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/ MA (Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah- Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah).

Belajar itu wajib demi masa depan yang lebih baik. Masa depan yang lebih baik dapat lebih mudah diraih dengan bersekolah. Di sekolah para siswa belajar dan berusaha meraih nilai rapor atau prestasi sebaik-baiknya. Semakin baik prestasinya, semakin banyak penghormatan yang ia dapat dari kawan-kawan dan gurunya.

Sekolah adalah tempat belajar meraih prestasi. Apakah prestasi belajar intrakurikuler atau ekstrakurikuler dan lain-lain. Di sekolah, seorang siswa mendapat penghormatan bukan karena anak orang mampu. Tapi karena ia berprestasi dan berakhlak mulia.

Orang-orang hebat di Indonesia misalnya Jendral Moeldoko, Panglima TNI, berjalan kaki pada waktu subuh untuk mencapai sekolahnya. Presiden Soeharto pernah hanya punya celana dan tidak punya baju pada masa kanak-kanaknya. Tapi ia sekolah dengan sungguh-sungguh. Presiden Jokowi ketika SD dan SMP pernah jadi ojek payung dan kuli angkut barang. Ia sekolah sungguh-sungguh dan ia jadi presiden.

Ada banyak lagi orang-orang besar yang masa kecilnya hidup prihatin tapi mereka sungguh-sungguh sekolah hingga berhasil. Presiden Habibie adalah anak yatim. Ayahnya meninggal ketika ia berusia 13 tahun. Tapi ia terus sekolah hingga ia berhasil meraih cita-cita. Wakil presiden Indonesia, Sudharmono adalah anak yatim piatu ketika masih berumur tiga tahun. Tapi ia rajin sekolah hingga akhirnya menjadi wakil presiden.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  1. Pidato Upacara Bendera: yang Menghipnotis
  2. Amanat Pembina Upacara: yang Lucu
  3. Pidato Upacara Bendera: yang singkat
  4. Selanjutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar