13 Mei, 2017

Amanat Pembina Upacara : Persatuan dan Kesatuan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi.

Pada hari Senin ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul persatuan dan kesatuan.

Sebagaimana yang diketahui bahwa sebatang lidi dapat dengan mudah dipatahkan, tapi seikat sapu lidi sulit untuk dipatahkan. Untuk mematahkannya, maka bukalah ikatannya, lalu patahkanlah lidinya satu persatu.

Negara Indonesia terdiri dari 17.508 pulau dan ribuan suku bangsa. Dahulu Indonesia pernah dijajah selama 350 tahun. Penjajah menggunakan prinsip devide et impera yang artinya memecah belah dan menjajahnya. Suku bangsa- suku bangsa di Indonesia dipecah belah lalu dijajah satu persatu.


Selama 350 tahun Indonesia tidak bisa menang melawan penjajah, karena Indonesia tidak bersatu. Lalu pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda di seluruh Indonesia bersumpah untuk bersatu. Akibat dari persatuan tersebut maka tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia bisa merdeka.

Demikianlah pentingnya persatuan dan kesatuan bagi negara Indonesia. Oleh karena itu yang sangat dibutuhkan oleh NKRI adalah pemimpin yang bisa mempersatukan Indonesia. Bukan pemimpin yang selalu gaduh, serta memicu konflik yang memecah belah persatuan.

Gelar Profesor, Jenderal, Kyai, Pendeta dan gelar-gelar lainnya, bukan jaminan kapabilitas untuk mempersatukan Indonesia. Tapi setidaknya gelar-gelar tersebut dapat menambah kepercayaan rakyat untuk mempersatukan Indonesia. Semoga Indonesia tetap bersatu.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari Senin ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  1. Pidato Upacara Bendera: Menumbuhkan Toleransi
  2. Pidato Upacara Bendera: Generasi Muda Berkarakter
  3. Amanat Pembina Upacara: Generasi Muda Penerus Bangsa
  4. Selanjutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar